LAPORAN
PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK
JARAK
FOKUS LENSA
Nama
kelompok :
1. Siti
Ropita (13030654004)
2. Ariska
Yuniar (13030654015)
3. Febrian
Deizha (13030654019)
4. May
Puspitasari (13030654032)
PENDIDIKAN
IPA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2015
Abstrak
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan
tentang jarak fokus lensa yang bertujuan untuk menentukan jarak fokus lensa positif dan menentukan jarak
fokus lensa negatif. Yang mengunakan metode percobaan yaitu pada fokus lensa
positif dengan cara meletakkan benda, lensa positif, dan layar kemudian
menentukan jarak benda ke lensa sebagai kontrol (15,20,25,30,35) cm. Lalu mengeser-geser
layar untuk mendapatkan gambar bayangan yang paling jelas yang paling sesuai
dengan sinar. Selanjutnya mengukur jarak bayangan s’ pada layar terhadap lensa
dan mengulanginya sebanyak 5 kali dengan mengubah jarak benda s(+).
Sedangkan pada fokus lensa negatif dengan meletakkan benda, lensa negatif,
lensa positif, dan layar lalu menentukan jarak antara benda dan lensa sebesar
(15,20,25,30,35) cm. Kemudian menggeser-geser layar untuk mendapatkan gambar
bayangan yang jelas serta mengukur jarak antara lensa positif dan negatif (d) sebesar
10 cm dan jarak bayangan pada lensa positif (s’(+)) dan mencatat
hasilnya. Adapun hasil dari percobaan ini pada fokus lensa positif
dengan jarak (15,20,25,30,35)cm ke layar didapatkan fokus lensa secara berurutan
sebesar 10,4 cm, 10,6 cm, 10,5 cm, 10,6 cm, dan 10,6 cm. Dari data tersebut
didapatkan jarak titik fokus lensa positif yang didapatkan sebesar 10,5 cm. Hal ini
telah mendekati nilai jarak titik fokus lensa positif yang sesungguhnya yaitu
10 cm. Sedangkan
pada fokus lensa negatif dengan jarak (15,20,25,30,35 )cm ke layar
didapatkan fokus lensa secara berurutan sebesar -10,2 cm, -8,9 cm, -11,3 cm, -12,6
cm, dan -13,1 cm. Dari data pengamatan tersebut diperoleh jarak titik fokus
lensa negatif sebesar -11,2 cm. Nilai yang didaptakan jauh dari jarak titik fokus
lensa negatif yang sesungguhnya yaitu 10 cm. Hal ini dikarenakan kurang teliti
dalam menentukan fokus bayangan dan mengukur jarak benda dan jarak bayangan
yang terbentuk karena ruangan praktikum terlalu redup. Pada praktikum hari ini
yang di dapatkan yaitu macam-macam gerak refleks. gerakan yang terjadi di tubuh
selama gerak refleks tidak kita sadari.
gerak refleks adalah gerak yang tidak di sadari yang timbul karena adanya
ransangan dan merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih
cepat dari gerak biasa. Gerak uji coba refleks bisep responnya terjadi di
fleksi lengan pada sendi siku, Refleks branchioradialis responnya yaitu muncul
terakan menyentak pada lengan. Refleks trisep responnya yaitu
ektensi lengan bawah di sendi siku, refleks pattelar responnya kontraksi
quadrisep dan ekstensi pada bagian lutut. Dan gerak refleks Achilles responnya
yang di hasilkan setelah pukulan pada tendon yaitu planter fleksi longlegs
karena kontraksi m.gastronemius.
Kata kunci : gerak refkls
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lensa merupakan benda tembus cahaya yang
dibatasi oleh 2 permukaan lengkung atau 3 permukaan lengkung pada satu
permukaan datar. Lensa terdiri dari dua macam, yaitu : lensa cembung ( positif
) dan lensa cekung ( negatif ). Lensa cembung mempunyai kemampuan
untuk memfokuskan cahaya yang masuk. Sedangkan lensa cekung mempunyai kemampuan
untuk menyebarkan cahaya yang masuk. Lensa mempunyai jarak fokus, untuk lensa
cembung bernilai positif dan lensa cekung bernilai negatif. Bayangan
benda yang dihasilkan oleh lensa tipis dalam hal ini lensa cembung bersifat
nyata bila benda berada di ruang 2 dan 3, dan bersifat maya bila benda berada
di ruang 1.
Jarak fokus sebuah lensa cembung
dapat ditentukan melalui percobaan. Dalam menentukan panjang fokus lensa dapat digunakan dengan
cara Gauss dan Bessel (pergeseran) untuk mendapatkan panjang fokus lensa.
Secara teori fokus lensa cembung memiliki nilai 10. Jarak fokus pada lensa dipengaruhi
oleh sinar cahaya, jarak benda pada lensa dan jarak antara lensa pada lensa,
jika lensa tersebut merupakan lensa gabungan yaitu lensa cembung dan lensa
cekung. Untuk membuktikan bahwa fokus lensa cembung bernilai 10 maka dilakukan
praktikum jarak fokus pada lensa , baik
lensa positif dan lensa gabungan yaiyu gabungan antara lensa cembung dan lensa
cekung.
B.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang maka tujuan
dari praktikum yaitu:
1.
Menetukan jarak
fokus lensa positif
2.
Menetukan njarak
fokus lensa negative
C.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan malalah pada praktiukum
ini yaitu:
1.
Bagaimana pengaruh
jarak benda terhadap fokus lensa positif?
2.
Bagaimana
pengaruh jarak benda terhadap fokus lensa negatif?
D.
Hipotesis
“jika jarak benda
semakin jauh dengan lensa maka jarak bayangan pada lensa semakin dekat”
BAB II
Dasar Teori
A.
Lensa
Lensa
juga berkaitan dengan hukum-hukum pembiasan, lensa dapat digolongkan menjadi
dua macam yaitu lensa cembung (konvergen) dan lensa cekung (divergen). Lensa cembung adalah suatu lensa yang bagian
tengahnya lebih besar dari pada bagian tepinya. Sinar bias pada lensa cembung
bersifat (konvergen) sehingga lensa ini disebut juga lensa konvergen. Lensa
cembung memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Sinar datang
sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F1.
2.
Sinar datang
melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3.
Sinar datang
melalui titik pusat optik diteruskan tanpa membias.
Lensa cekung adalah lensa yang bagian
tengahnya lebih tipis dari pada bagian tepinya. Sifat-sifat pada lensa cekung:
1.
Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan
seakanakan berasal dari titik fokus aktif F1.
2.
Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2
dibiaskan sejajar sumbu utama.
3.
Sinar datang melalui titik pusat optik Oditeruskan tanpa
membias.
![]() |
Gambar 2.1
lensa positif dan lensa negatif
Sumber :
mediabelajaronline.co.id
Titik
fokus dapat dihitung dari jarak benda, s, dan jarak bayangan yang
dibentuk, s’, dengan persamaan:

Persamaan 1

Gambar 2.2 jarak fokus
lensa konvergen
Sumber : Modul optik:2013:12
Untuk
suatu sistem lensa gabungan yang terdiri dari dua buah lensa yang masing‐masing mempunyai titik fokus f1
dan f2 seta dipisahkan oleh jarak d, jarak titik fokus
dari sistem lensa dengan persamaan :
fgab
depan =
. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .persamaan 2

fgab
belakang =
. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . .persamaan
3

![]() |
Gambar 2.3Menentukan
jarak fokus lensa gabungan
Sumber : Modul optik :2013:13
B.
Cara Gauss
Dalam menentukan formulasi dasar permukaan yang
menghubungkan jarak benda dengan lensa positif V+ dan jarak lensa positif
dengan layar b+. apabila dengan menganggap tebal lensa dapat diabaikan terhadap
jarak (baik jarak benda ke lensa maupun jarak lensa ke layar). Maka
menurut persamaan Gauss panjang focus lensa positif F+ adalah :

Persamaan 4

C.
Cara Bessel
Jarak benda dengan layar di buat sedemikian
rupa sehingga dengan cara merubah posisi lensa dalam jarak tertentu dapat diketahui bayangan diperbesar
dan diperkecil missal lensa L berada dalam posisi A akan menghasilkan bayangan
diperbesar pada layar, dimana V+ adalah jarak benda dengan
lensa dan b+ adalah jarak lensa dengan layar. Lensa digeser sampai membetuk
bayangan diperkecil posisi ini disebut dengan posisi B. Bila jarak posisis A
dan B adalah d dan jarak benda dengan layar adalah s, sehingga persamaannya adalah
s
= (b+) + (V+) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persamaan 5
d
= (b+) – (V+).. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persamaan
6
V+
= (s – d)/2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . persamaan 7


Dengan
mengukur besarnya s dan d, panjang fokus lensa positf F+ dapat dihitung. Dengan
catatan s >4F+
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Rancangan
Percobaan
Lensa cembung

Lensa cekung
![]() |
B.
Alat
dan Bahan
1. Lensa
positif 1
buah
2. Lensa
negatif 1
buah
3. Layar 1
buah
4. Ray
box/ sumber cahaya 1 set
5. Penggaris
1
buah
C.
Variabel
Fokus Lensa Positif
Variabel
manipulasi :
jarak sumber cahaya ke lensa positif (S+)
Definisi
Operasinal Variabel :jarak
sumber cahaya ke lensa positif dimanupulasi sebanyak 5 kali dengan jarak
15 cm, 20 cm, 25cm, 30cm, dan 35 cm
Variabel
kontrol :
letak lensa
Definisi
Operasional Variabel : lensa
diletakan ditempat yang sama dan tidak diubah-diubah (tetap)
Variabel
respon :
jarak bayangan yang dihasilkan (S’+)
Definisi
Operasional Variabel : jarak
bayangan yang dihasilkan oleh sumber cahaya yang melewati lensa positif
Fokus Lensa Negatif
Variabel
manipulasi :
jarak sumber cahaya ke lensa negatif (S-)
Definisi
Operasional Variabel : jarak
sumber cahaya ke lensa negatif dimanipulasi sebanyak 5 kali dengan jarak 15 cm,
20 cm, 25cm, 30cm, dan 35 cm
Variabel
kontrol :
jarak antara lensa postif dan lensa negatif (d)
Definisi
Operasional Variabel : jarak
antara lensa positif dan negatif tidak diubah( tetap ) 10 cm
Variabel
respon :
jarak bayangan yang dihasilkan (S’+)
Definisi Operasional Variabel : jarak bayangan yang
dihasilkan oleh sumber cahaya terhadap lensa negative
D. Alur Kerja
1. Jarak fokus lensa positif
![]() |
2.
|
|
|
|
![]() |
E. Langkah Kerja
a. Jarak
fokus lensa positif
1. Meletakan
sumber cahaya, lensa positif, dan layar sesuai dengan rancangan percobaan
2. Mengukur
jarak antara sumber sumber cahaya dengan lensa positif (S+)
3. Menggeser
–geser layar untuk mendapatkan bayangan yang paling jelas
4. Mengukur
jarak jarak bayangan (S’+) pada layar terhadap lensa positif
5. Mengulangi
langkah diatas dengan mengubah jarak sumber cahaya terhadap lensa positif
sebanyak 5 kali
b. Jarak
fokus benda negatif
1. Meletakan
sumber cahaya, lensa negatif, lensa positif, dan layar sesuai dengan rancangan
percobaan
2. Mengukur
jarak antara sumber sumber cahaya dengan lensa positif (S+)
3. Mengukur
jarak antara lensa positif dan negatif (d)
4. Menggeser
–geser layar untuk mendapatkan bayangan yang paling jelas
5. Mengukur
jarak jarak bayangan (S’+) pada layar terhadap lensa positif dan
catat hasilnya
6. Mengulangi
langkah diatas dengan mengubah jarak sumber cahaya terhadap lensa negatif
sebanyak 5 kali
BAB IV
DATA DAN
ANALISIS
A.
Data
Tabel 1. Lensa Positif
Percobaan ke-
|
(s(+) ± 0,1) cm
|
(s’(+) ± 0,1) cm
|
f(+) (cm)
|
1
|
15,0
|
34,5
|
10,4
|
2
|
20,0
|
23,0
|
10,6
|
3
|
25,0
|
18,2
|
10,5
|
4
|
30,0
|
16,6
|
10,6
|
5
|
35,0
|
15,2
|
10,6
|
Rata-rata
|
10,5
|
Keterangan
:
f pada
lensa positif = 100 mm
Tabel 2. Lensa Negatif
Percobaan ke-
|
(s(-) ± 0,1) cm
|
(d ± 0,1) cm
|
(s’(+) ± 0,1) cm
|
(s’(-)± 0,1) cm
|
f(-) (cm)
|
1
|
15
|
10,0
|
30,0
|
-6,1
|
-10,2
|
2
|
20
|
10,0
|
27,0
|
-6,2
|
-8,9
|
3
|
25
|
10,0
|
25,6
|
-7,8
|
-11,3
|
4
|
30
|
10,0
|
23,7
|
-8,9
|
-12,6
|
5
|
35
|
10,0
|
22,7
|
-9,5
|
-13,1
|
Rata-rata
|
-11,2
|
Keterangan
:
f pada
lensa negatif = 100 mm
B.
Analisis
Pada percobaan pertama menentukan jarak
fokus lensa positif menggunakan fokus lensa sebesar +100 mm. Ketika
lensa positif dan lampu diletakkan pada jarak 15,0 cm didapatkan jarak bayangan pada layar
sebesar 34,5 cm
dengan titik fokus sebesar 10,4 cm.
Ketika lensa positif dan lampu diletakkan pada jarak 20,0 cm
didapatkan jarak bayangan pada layar sebesar 23,0 cm dengan titik fokus sebesar 10,6 cm. Ketika lensa positif dan lampu diletakkan
pada jarak 25,0 cm
didapatkan jarak bayangan pada layar sebesar 18,2 cm
dengan titik fokus sebesar 10,5 cm. Ketika
lensa positif dan lampu diletakkan pada jarak 30,0 cm
didapatkan jarak bayangan pada layar sebesar 16,6 cm
dengan titik fokus sebesar 10,6 cm. Ketika
lensa positif dan lampu diletakkan pada jarak 35,0 cm didapatkan jarak bayangan pada layar
sebesar 15,2 cm
dengan titik fokus sebesar 10,6 cm. Sehingga didapatkan rata-rata titik focus lensa positif sebesar 10,5 cm.
Sedangkan percobaan kedua menentukan
jarak fokus lensa negatif, menggunakan dua lensa yaitu dengan fokus lensa -100 mm dan +100 mm, untuk jarak antara lensa positif dan negatif
dibuat sama yaitu 10 cm, dan dengan memanipulasi jarak benda (s-)
berturut-turut sebesar 15,0 cm, 20,0 cm, 25,0 cm, 30,0 cm, dan 35,0 cm diperoleh jarak bayangan positif (s’+)
berturut-turut 30 cm, 27,0 cm, 25,6 cm, 23,7 cm, dan 22,7 cm sehingga dapat ditentukan harga jarak
bayangan negatif (s’-) bertutur-turut sebesar -6,1 cm, -6,2 cm, -7,8 cm, -8,9 cm, dan -9,5 cm dan diperoleh harga jarak fokus lensa
negatif (f-) berturut-turut sebesar -10,2 cm, -8,9 cm, -11,3 cm, -12,6 cm dan -13,1 cm. Sehingga didapatkan rata-rata titik fokus lensa negatif
sebesar -11,2 cm.
C. Pembahasan
Berdasarkan data dan analisis
pada percobaan menentukan jarak fokus lensa positif dan negatif, yang
masing-masing dilakukan sebanyak 5 kali. Pada percobaan menentukan jarak fokus lensa positif dengan fokus lensa +100 mm didapatkan jarak bayangan serta jarak fokus
yang berbeda-beda. Dari kelima percobaan yang dimanipulasi jarak benda terhadap lensa positif (s+) berturut-turut 15,0 cm,
20,0 cm, 25,0 cm, 30,0 cm, dan 35,0 cm diperoleh jarak bayangan s’(+) berturut-turut
34,5 cm, 23,0 cm, 1,2 cm, 16,6 cm, dan 15,2 cm sehingga dapat diketahui jarak fokus lensa positif (f+) berturut-turut 10,4 cm,
10,6 cm, 10,5 cm, 10,6 cm dan 10,6 cm. Jarak bayangan yang terbentuk berbanding
terbalik dengan jarak
benda, semakin besar jarak benda dari lensa semakin
kecil jarak bayangan yang terbentuk pada layar. Untuk sifat bayangan yang terbentuk dari
percobaan menentukan jarak fokus lensa positif yaitu nyata, terbalik dan diperbesar. Rata-rata jarak fokus lensa yang
didapat yaitu sebesar 10,5 cm
dengan taraf ketelitian 99,57 %, dan
ketidakpastian sebesar 0,43 %. Hasil tersebut hampir mendekati nilai fokus
yang tertera pada lensa cembung yaitu 100 mm atau 10 cm. Perbedaan nilai fokus
lensa positif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu 0,5 cm. Perbedaan tersebut dapat dikarenakan
kurang telitinya pengamat saat mengukur jarak antara bayangan dengan fokus
terbaik dengan letak lensa positif.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan jarak fokus lensa
negatif dengan fokus lensa-100 mm dan +100 mm
(menggunakan lensa cembung dan cekung) , untuk jarak antara lensa positif dan negatif
dibuat sama yaitu 10 cm, didapatkan jarak bayangan serta jarak fokus yang
berbeda-beda. Dari kelima percobaan dengan memanipulasi jarak benda (s-)
berturut-turut sebesar 15,0 cm, 20,0 cm, 25,0 cm, 30,0 cm, dan 35,0 cm diperoleh jarak bayangan positif (s’+)
berturut-turut 30,0 cm, 27,0 cm, 25,6 cm, 23,7 cm, dan 22,7 cm sehingga dapat ditentukan harga jarak
bayangan negatif (s’-) bertutur-turut sebesar -6,1 cm, -6,2 cm, -7,8 cm, -8,9 cm, dan -9,5 cm dan diperoleh harga jarak fokus lensa
negatif (f-) berturut-turut sebesar -10,2 cm, -8,9 cm, -11,3 cm, -12,6 cm dan -13,1 cm. Jarak bayangan yang terbentuk s’(-) berbanding
lurus dengan jarak benda s(-), semakin besar jarak benda terhadap lensa negatif
maka jarak bayangan yang dibentuk juga semakin besar. Sifat bayangan yang terbentuk dari percobaan menentukan jarak fokus lensa negatif yaitu maya, tegak, dan diperkecil. Rata-rata jarak
fokus lensa negatif yang didapat yaitu sebesar -11,2 cm dengan taraf ketelitian 93,1 %, dan
ketidakpastian sebesar 6,9 %. Hasil tersebut hampir mendekati nilai
fokus yang tertera pada lensa cekung yaitu -100 mm atau -10 cm. Perbedaan nilai
fokus lensa negatif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu 1,2 cm.
Perbedaan tersebut dapat dikarenakan kurang telitinya pengamat saat mengukur
jarak antara bayangan dengan fokus terbaik dengan letak lensa positif. Hasil
yang diperoleh antara jarak fokus lensa positif dan negatif berbeda, hal
tersebut dikarenakan pada lensa positif hanya menggunakan satu jenis lensa
yaitu lensa cembung saja. Sedangkan dalam menentukan jarak fokus lensa negatif
menggunakan dua lensa yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Cahaya yang masuk
pada lensa cekung (negative) dimana lensa negatif bersifat menghamburkan berkas sinar
yang akan diteruskan melalui
lensa cembung (positif) yang bersifat
mengumpulkan berkas sinar sehingga dapat terbentuk
bayangan.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik ksimpulan sebagai berikut.
1.
Jarak fokus pada lensa positif dan negatif dapat
ditentukan jika jarak bayangan dan jarak benda diketahui. Berdasarkan hasil
praktikum didapatkan jarak fokus lensa positif sebesar 10,5 cm dan lensa
negatif sebesar -11,2 cm.
2.
Jarak fokus lensa positif 10,5 sudah mendekati nilai
fokus lensa positif yaitu 10 cm yang sesuai dengan teori sedangkan focus lensa
negatife -11,2 tidak sesuai denga teori yang seharusnya focus lensa negative
yaitu 10 cm.
3.
Hubungan antara jarak
benda dan jarak bayangan hingga menemukan nilai jarak fokus, dapat dituliskan
dalam
. Jarak benda berbanding terbalik dengan jarak bayangan.

4.
Lensa positif (cembung) bersifat mengumpulkan cahaya sedangkan lensa
negatif (cekung) bersifat menyebarkan cahaya.
B. Saran
Saran kepada
praktikan sebaiknya lebih hati-hati dalam menentukan fokus bayangan dan lebih
teliti dalam mengukur jarak benda dan jarak bayangan. Sehingga di hasilkan
nilai focus yang sesuai dengan teori.
Daftar
Pustaka
Fansuri.2012.
Menentukan Panjang
Fokus Lensa Positif Dan Negatif
Dengan Menggunakan Cara Gauss Dan Bessel(jurnal.Yogyakarta:
Universitas muhammaddiyah yogyakarta
Sutrisno.2013.Modul
optik.Malang:universitas negeri malang.
Giancoli, Douglas. C. 2001, Fisika Kelima Jilid 1 Edisi.
Erlangga : Jakarta.
Giancoli, D.C. 2001. Fisika jilid 2 edisi kelima. Jakarta:
Erlangga.
Sutrisno,1979.Fisika Dasar Gelombang dan Optik.Bandung:ITB.
TIM. 2015. Modul
Praktikum Gelombang Optik. Laboratorium IPA Dasar : Surabaya.
Yulianti,N.1997.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Jember:Universitas
Jember.
Zemansky,S.1994.Fisika Untuk Universitas Mekanika
Panas,Bunyi.Jakarta: Binacipta.
Lampiran Foto
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Rancangan alat
lensa cembung
|
2.
|
![]() |
Bayangan
ketika s(+)
= 15
cm
|
3.
|
![]() |
Bayangan
ketika s(+)
= 35
cm
|
4.
|
![]() |
Rancangan alat
lensa cekung.
|
5.
|
![]() |
Jarak d = 10
cm
|
6.
|
![]() |
Bayagan saat
s(-) = 35 cm
|
Lampiran Perhitungan
1. Lampran
perhitungan lensa cembung.
a. Saat
s =15 cm








f=10,4
b. Saat
s =20 cm








f=10,6
c. Saat
s =25 cm








f=10,5
d. Saat
s =30 cm








f=10,6
e. Saat
s =35 cm








f=10,6
rata-rata
f = 10,5
2. Lampiran
perhitungan lensa cekung.
a. Saat
s = 15 cm








S(+)
= 16,15
s’(-)
= d – s (+)
= 10 – 16,1
= -6,1






f
= 10,2
b. Saat
s = 20 cm








S(+)
= 16,1
s’(-)
= d – s (+)
= 10 – 16,1
= -6,2






f
= -8,9
c. Saat
s = 25 cm








S(+)
= 16,1
s’(-)
= d – s (+)
= 10 – 16,1
= -7,8






f = 11,3
d. Saat
s = 30 cm








S(+)
= 18,9
s’(-)
= d – s (+)
= 10 – 16,1
= -8,9






f
= 12,6
e. Saat
s = 35 cm








S(+)
= 19,53
s’(-)
= d – s (+)
= 10 – 19,5
= -9,5






f = 11,3
Lampiran Perhitungan Taraf Ketelitian
1. Lensa positif
Percobaan ke-
|
f
|
d
|
d2
|
1
|
10,4
|
0,1
|
0,01
|
2
|
10,6
|
0,1
|
0,01
|
3
|
10,5
|
0
|
0
|
4
|
10,6
|
0,1
|
0,01
|
5
|
10,6
|
0,1
|
0,01
|
|
f rata-rata =
![]() = ![]()
= 10, 5
|
|
Ʃd2 = 0,04
|
a. SE = 

= 

= 0,045
b. Ketidakpastian relatif
KR =
x 100%

=
x 100 %

= 0,43%
c. Taraf Ketelitian
TK = 100% - KR
= 100% - 0,43%
= 99,57%
2. Lensa negatif
Percobaan ke-
|
f
|
d
|
d2
|
1
|
-10,2
|
1
|
1
|
2
|
-8,9
|
2,3
|
5,29
|
3
|
-11,3
|
0,1
|
0,01
|
4
|
-12,6
|
1,4
|
1,96
|
5
|
-13,1
|
1,9
|
3,61
|
|
f rata-rata =
![]() = - ![]()
= - 11,2
|
|
Ʃd2 = 11,87
|
a. SE = 

= 

= 0,77
b. Ketidakpastian relatif
KR =
x 100%

=
x 100 %

= 6,9%
c. Taraf Ketelitian
TK = 100% - KR
= 100 % - 6,9 %
= 93,1 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar